menganalisis cerpen keadilan karya putu wijaya

Menganalisis Cerpen "Keadilan" Karya Putu Wijaya

    Nama : Eva Nur asyiroh
    Nim    : 1888201044
    Prodi  : Pend.Bahasa Indonesia
    Universitas Nahdlatul Ulama Blitar


PENDAHULUAN

Cerpen adalah karya sastra berbentuk prosa yang singkat. Cerpen merupakan singkatan dari cerita pendek. (Nurgiantoro, 2013) mengungkapkan bahwa cerpen adalah cerita yang selesai dibaca   dalam   sekali   duduk.Struktur   cerpen   secara   umum   yaitu   bagian   pengenalan, penanjakan menuju konflik, puncak konflik, penurunan dan penyelesaian. Cerpen termasuk kedalam  karangan  naratif. Naratif  merupakan  karangan  berupa  rangkaian  peristiwa  yang terjadi dalam satu kesatuan waktu. Cerpen yang peneliti pilih yaitu cerpen Keadilan  karya Putu Wijaya,  Dalam penelitian ini menganalisis secara struktural  cerpen Keadilan”  karya Putu Wijaya.tujuan penelitian ini untuk mengetahui unsur striktural dan nilai moral yang terdapat dalam cerpen ini. Selain itu, cerpen Karya Putu Wijaya ini belum banyak yang meneliti.

Cerpen ini sangat menarik untuk dibaca dan dianalisis. Untuk menganalisis suatu cerpen dibutuhkan unsur yang membangunnya yaitu unsur Intrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur yang membangun karya sastra dari dalam cerita, yaitu tema, alur,latar,penokohan,sudut pandang, dan amanat. Unsur inilah yang menyebabkan karya sastra hadir, unsur-unsur ini akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Tidak hanya unsur struktural yang peneliti kaji, ada juga nilai moral. (Nurgiyantoro, 2014) Mengemukakan bahwa Secara umum moral mengarah pada pengertian atau ajaran tentang baik buruk yang diterima umum mengenai perbuatan,sikap,,kewajiban,akhlak,budi pekerti dan asusila.

PEMBAHASAN
Berikut dipaparkan hasil temuan penelitian terhadap cerpen  Keadilan Karya Putu Wijaya dengan pendekatan struktural.  :
Tema dalam cerpen ini adalah   ketidakadilan. Ketidak adilan disini   diterima oleh salah satu tokoh yang telah berbuat baik kepada seseorang, kebaikan seseorang yang dibalas dengan perilaku yang buruk. Unsur intrinsik yang tak kalah penting yaitu penokohan,tokoh utama dalam cerpen ini yaitu pak Amat adalah tokoh protagonis,yang bersifat baik,penolong,dan sabar.Sedangkan pak serman adalah tokoh yang antagonis,bersifat pemarah dan keras kepala.

  Latar   yang   dibuat   pengarang   sanggat   mendukung   cerita   karena   disini   pengarang
  menceritakan asal mula ketidakadilan itu berlangsung. Latar adalah segala keterangan yang
  berhubungan dengan waktu,tempat, dan suasana yang tergambar ketika cerita atau peristiwa
  berlangsung. Latar tempat yang ada dalam cerita ini adalah perkampungan yang terletak di
  sudut alun-alun daerah Bali. Selain itu, latar tempat yang lebih spesifik adalah rumah Pak
  Sersan.
  
Sudut pandang pengarang dalam cerita ini adalah sebagai orang ketiga serba tahu. Setiap tokoh diceritakan pengarang berdasarkan kejadian cerita. Tokoh utama diberi nama Pak Amat, Pak Amat berperan menjadi tokoh utama yang menjadikan cerita lebih hidup. Tidak ditemukan sudut pandang aku pengarang  sebagai  tokoh.   Dalam  cerita  ini  jelas  semua  tokoh  diposisikan  dalam  sudut pandang orang ketiga. Pengarang dalam ceritanya menggunakan gaya bahasa yang disampaikan dalam cerita merupakan gaya bahasa pada umumnya sering digunakan, yaitu gaya berbahasa sehari-hari. Gaya bahasa yang digunakan dalam cerpen ini menggunakan bahasa indonesia yang mudah di pahami oleh pembaca. Konflik adalah pertentangan antara tokoh dengan alam,dengan tokoh lain, atau dengan dirinya sendiri. bentuknya dapat berupa konflik fisik (perkelahian) konflik ide (pertentangan dua pendapat), atau konflik batin (pergolakan batin).Konflik yang terdapat pada cerpen ini adalah konflik fisik.konflik fisik disini ditunjukan oleh Pak Sersan dan tukang es . pak Sersan meletuskan pistolnya   dan menodongkannya kepada tukang es. Sedangkan konflik fisik yang ditunjukan tukang es yaitu kepada Pak Amat ketika tukang e situ melukai tangan Pak Amat

AMANAT


Amanat disampaikan secara langsung oleh pengarang melaui koloh tokoh yang diceritakan oleh pengarang. Amanat yang dapat dipetik dari cerpen Keadilan” Karya Putu Wijaya, kita sebagai manusia yang hidup berdampingan haruslah memiliki sikap yang baik contoh halnya seperti Pak Amat. Ia sudah baik menolong akan tetapi ia malah dihina dan dilukai, saking sabarnya ia tidak membalas perlakuan tukang es itu. Hendaklah menjadi manusia yang selalu berbuat kebaikan meskipun tidak dibalas dengan kebaikan lagi. Saling menghargai menjadi kunci kehidupan karena manusia adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri melainkan hidup saling berdampingan bersama orang lain, dan tidak dapat dipungkiri bahwasannya seorang manusia pasti sering melakukan kesalahan baik disengaja maupun tidak disengaja.


SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis cerpen ini telah memiliki unsur struktural yang lengkap. Karena sudah memiliki unsur-unsur seperti tema, alur, penokohan,latar, sudut pandang, gaya bahasa, konflik dan amanat serta nilai moral. Unsur unsur intrinsik tersebut merupakan unsur struktural  dalam  pembentukan  cerita  sehingga  membentuk  sebuah  karya  sastra.  Cerpen tersebut menarik untuk dibaca dan mudah untuk dipahami oleh pembaca dan terdapat nilai moral yang bisa mencadi cerminan dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
 https://www.google.com/search?q=menganalisis+cerpen+keadilan+putu+wijaya&ie=utf-8&oe=utf-8https://www.google.com/search?q=menganalisis+cerpen+keadilan+putu+wijaya&ie=utf-8&oe=utf-8


 


Komentar